Selasa, 13 Mei 2014

PERTOLONGAN YANG TIDAK TEPAT SASARAN


Pada suatu hari, sebuah keluarga pendeta tengah menikmati makan siang ketika terdengar suara benda jatuh yang amat keras terdengar di depan rumah keluarga tersebut. Sang pendeta segera keluar untuk melihat apa yang terjadi, rupanya sebuah gerobak pedati jatuh terbalik karena as rodanya patah. Seorang pemuda, pemiliki pedati itu berusaha dengan sekuat tenaga membalik kembali gerobak pedatinya namun tidak berhasil, karena muatan gerobak yang terlalu berat. lalu Pendeta itu mendekatinya hendak menawarkan bantuan.
“anak muda. Nampaknya gerobakmu rusak parah dan perlu waktu lama untuk memperbaikinya. Marilah singgah ke rumahku “. Kata petani berbaik hati.
“terima kasih, pak, tapi saya harus segera mengangkat gerobak ini”. Pemuda itu menolaknya dengan sopan.
“ayolah, sudah tersedia makanan dan minuman di dalam rumahku. Singgahlah sejenak untuk melepaskan lelah”.
“maaf pak, saya tidak bisa, karena ayah saya pasti akan marah bila tahu ia tahu hal itu”.
“masakan orang tuamu marah bila kamu singgah makan di rumahku. Marilah singgah, sesudah itu aku akan menolongmu memperbaiki gerobakmu”. Kata pendeta itu agak memaksa
“ terima kasih pak, tapi saya harus segera membalikkan gerobak ini sebelum ayah saya memarahi saya”. Kata pemuda itu dengan wajah ketakutan.
Pendeta itu nampak kesal, dan menganggap bahwa tentu orang tua pemuda ini adalah orang yang kejam . “kamu tenang saja anak muda, biar aku yang menghadapi ayahmu. Sekarang beritahukan di mana ayahmu ? tanya pendeta itu geram.
“ada di bawah gerobak ini

Kata kunci : prioritas sasaran

Ulasan singkat : Banyak hal yang penting dalam hidup ini tapi tidak semuanya merupakan prioritas. Untuk itulah kita perlu belajar untuk mengambil keputusan dengan mendahulukan sasaran yang terutama.
Dalam pelayananpun kita harus lebih memiliki solidaritas dan mengutamakan saudara-saudara seiman yang membutuhkan bantuan. Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam  GALATIA  6:10 “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”

Ukuran seseorang yang sejati adalah bagaimana ia memperlakukan orang lain yang tidak bisa melakukan hal yang baik kepadanya sama sekali

Ann Landers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar