Pada
suatu hari, sebuah keluarga pendeta tengah menikmati makan siang ketika
terdengar suara benda jatuh yang amat keras terdengar di depan rumah keluarga
tersebut. Sang pendeta segera keluar untuk melihat apa yang terjadi, rupanya
sebuah gerobak pedati jatuh terbalik karena as rodanya patah. Seorang pemuda,
pemiliki pedati itu berusaha dengan sekuat tenaga membalik kembali gerobak
pedatinya namun tidak berhasil, karena muatan gerobak yang terlalu berat. lalu
Pendeta itu mendekatinya hendak menawarkan bantuan.
“anak
muda. Nampaknya gerobakmu rusak parah dan perlu waktu lama untuk
memperbaikinya. Marilah singgah ke rumahku “. Kata petani berbaik hati.
“terima
kasih, pak, tapi saya harus segera mengangkat gerobak ini”. Pemuda itu
menolaknya dengan sopan.
“ayolah,
sudah tersedia makanan dan minuman di dalam rumahku. Singgahlah sejenak untuk
melepaskan lelah”.
“maaf
pak, saya tidak bisa, karena ayah saya pasti akan marah bila tahu ia tahu hal
itu”.
“masakan
orang tuamu marah bila kamu singgah makan di rumahku. Marilah singgah, sesudah
itu aku akan menolongmu memperbaiki gerobakmu”. Kata pendeta itu agak memaksa
“
terima kasih pak, tapi saya harus segera membalikkan gerobak ini sebelum ayah
saya memarahi saya”. Kata pemuda itu dengan wajah ketakutan.
Pendeta
itu nampak kesal, dan menganggap bahwa tentu orang tua pemuda ini adalah orang
yang kejam . “kamu tenang saja anak muda, biar aku yang menghadapi ayahmu.
Sekarang beritahukan di mana ayahmu ? tanya pendeta itu geram.
“ada
di bawah gerobak ini
Kata kunci : prioritas sasaran
Ulasan
singkat : Banyak hal yang penting dalam hidup ini tapi tidak semuanya merupakan
prioritas. Untuk itulah kita perlu belajar untuk mengambil keputusan dengan mendahulukan
sasaran yang terutama.
Dalam
pelayananpun kita harus lebih memiliki solidaritas dan mengutamakan
saudara-saudara seiman yang membutuhkan bantuan. Hal ini sesuai dengan Firman
Tuhan dalam GALATIA 6:10 “Karena itu, selama masih ada kesempatan
bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada
kawan-kawan kita seiman.”
Ukuran seseorang yang sejati
adalah bagaimana ia memperlakukan orang lain yang tidak bisa melakukan hal yang
baik kepadanya sama sekali
Ann
Landers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar