Selasa, 13 Mei 2014

KISAH TIGA POHON


Ada  sebuah kisah tentang pohon Zaitun, pohon Ek, dan pohon Pinus yang memiliki impian untuk menjadi suatu yang istimewa dalam. Pohon Zaitun bermimpi menjadi sebuah kotak ukiran perhiasan yang bagus. Pohon itu ingin menyimpan emas, perak, dan permata-permata yang berharga.
Suatu hari tukang kayu memilihnya dan menebangnya lalu kemudian mengolahnya. Ahli petukangan itu membuat benda lain yang berbeda dari yang diharapkan oleh pohon itu. Mereka membuat palungan sebagai tempat makanan ternak. Pohon zaitun merasa patah hati, impiannya hancur dan ia merasa tidak berharga.
Demikian juga pohon ek bermimpi untuk menjadi kapal besar yang akan membawa raja-raja termasyur mengarungi lautan. Sementara  waktu berlalu, ia menyadari bahwa para tukang tidak membuatnya menjadi sebuah kapal yang besar melainkan sebuah kapal nelayan yang kecil. Ia begitu sedih dan amat kecewa.
Pohon pinus itu tinggal di puncak gunung yang tinggi. Impiannya adalah selalu berdiri tinggi dan mengingatkan orang akan ciptaan Tuhan yang luar biasa. Tapi dalam sekejab, sebuah ledakan petir membuatnya tumbang ke tanah, menghancurkan impian-impiannya. Tukang kayu datang, mengangkatnya dan membawanya ke tumpukan potongan kayu.
Ketiga pohon itu merasa telah kehilangan nilai dan harga mereka, tetapi Tuhan mempunyai rencana lain bagi pohon-pohon itu.
Bertahun-tahun kemudian, ketika Maria dan Yusuf tidak memiliki tempat untuk membaringkan Yesus, mereka menemukan palungan yang terbuat dari pohon zaitun untuk menempatkanNya.
Pohon zaitun yang berkeinginan menjadi tempat penyimpan harta kini menyimpan harta yang tak ternilai yaitu bayi sang Juru Selamat.
Beberapa tahun kemudian setelah Yesus beranjak dewasa. Ia memerlukan perahu untuk menyeberang ke sisi danau, Ia tidak menemukan kapal yang besar dan indah; Ia memilih sebuah perahu nelayan kecil dan sederhana yang terbuat dari pohon oak. Pohon yang semula ingin menjadi kapal pengangkut raja-raja, kini ia mengangkut Raja segala Raja.
Suatu hari beberapa prajurit Romawi sedang mengobrak abrik tumpukan kayu untuk mencari potongan kayu guna menyalibkan Yesus. Dan di atas pohon pinus inilah Yesus disalibkan dan tiap kali orang memandang kepada salib itu, mereka diingatkan pada kasih Allah yang besar hingga saat ini.

Kata kunci : berguna di tangan Tuhan

Ulasan singkat : Ketika Yesus Kristus masuk dalam hidup seseorang maka orang tersebut bukan lagi manusia biasa, tapi manusia yang berharga di mata Allah yang akan dipakai olehNya menjadi bagian dalam rencana keselamatan yang tengah dikerjakan Allah di bumi.
Setiap orang berharga dan Allah telah menuliskan rancangan yang sempurna atasnya di telapak tanganNya sendiri seperti yang dijelaskan dalam YESAYA  49:16 “Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku. “

Dalam diri kita masing-masing ada pahlawan yang menunggu panggilan untuk bertindak

H. Jackson Brown Jr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar