Ada sebuah kisah tentang pohon Zaitun, pohon Ek,
dan pohon Pinus yang memiliki impian untuk menjadi suatu yang istimewa dalam.
Pohon Zaitun bermimpi menjadi sebuah kotak ukiran perhiasan yang bagus. Pohon
itu ingin menyimpan emas, perak, dan permata-permata yang berharga.
Suatu
hari tukang kayu memilihnya dan menebangnya lalu kemudian mengolahnya. Ahli
petukangan itu membuat benda lain yang berbeda dari yang diharapkan oleh pohon
itu. Mereka membuat palungan sebagai tempat makanan ternak. Pohon zaitun merasa
patah hati, impiannya hancur dan ia merasa tidak berharga.
Demikian
juga pohon ek bermimpi untuk menjadi kapal besar yang akan membawa raja-raja
termasyur mengarungi lautan. Sementara
waktu berlalu, ia menyadari bahwa para tukang tidak membuatnya menjadi
sebuah kapal yang besar melainkan sebuah kapal nelayan yang kecil. Ia begitu
sedih dan amat kecewa.
Pohon
pinus itu tinggal di puncak gunung yang tinggi. Impiannya adalah selalu berdiri
tinggi dan mengingatkan orang akan ciptaan Tuhan yang luar biasa. Tapi dalam
sekejab, sebuah ledakan petir membuatnya tumbang ke tanah, menghancurkan
impian-impiannya. Tukang kayu datang, mengangkatnya dan membawanya ke tumpukan
potongan kayu.
Ketiga
pohon itu merasa telah kehilangan nilai dan harga mereka, tetapi Tuhan mempunyai
rencana lain bagi pohon-pohon itu.
Bertahun-tahun
kemudian, ketika Maria dan Yusuf tidak memiliki tempat untuk membaringkan
Yesus, mereka menemukan palungan yang terbuat dari pohon zaitun untuk
menempatkanNya.
Pohon
zaitun yang berkeinginan menjadi tempat penyimpan harta kini menyimpan harta
yang tak ternilai yaitu bayi sang Juru Selamat.
Beberapa
tahun kemudian setelah Yesus beranjak dewasa. Ia memerlukan perahu untuk
menyeberang ke sisi danau, Ia tidak menemukan kapal yang besar dan indah; Ia memilih
sebuah perahu nelayan kecil dan sederhana yang terbuat dari pohon oak. Pohon
yang semula ingin menjadi kapal pengangkut raja-raja, kini ia mengangkut Raja
segala Raja.
Suatu
hari beberapa prajurit Romawi sedang mengobrak abrik tumpukan kayu untuk mencari
potongan kayu guna menyalibkan Yesus. Dan di atas pohon pinus inilah Yesus
disalibkan dan tiap kali orang memandang kepada salib itu, mereka diingatkan
pada kasih Allah yang besar hingga saat ini.
Kata
kunci : berguna di tangan Tuhan
Ulasan singkat : Ketika Yesus
Kristus masuk dalam hidup seseorang maka orang tersebut bukan lagi manusia
biasa, tapi manusia yang berharga di mata Allah yang akan dipakai olehNya
menjadi bagian dalam rencana keselamatan yang tengah dikerjakan Allah di bumi.
Setiap orang
berharga dan Allah telah menuliskan rancangan yang sempurna atasnya di telapak
tanganNya sendiri seperti yang dijelaskan dalam YESAYA 49:16 “Lihat, Aku telah melukiskan engkau di
telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku. “
Dalam diri kita masing-masing ada
pahlawan yang menunggu panggilan untuk bertindak
H.
Jackson Brown Jr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar