Di sebuah pinggiran kota terdapat gedung gereja yang
sudah tidak pernah lagi dikunjungi oleh warga setempat untuk beribadah.
Orang-orang yang selama ini setia menggunakan tempat itu, kini lebih banyak
sibuk dengan pekerjaan di kebun dan berdagang. Lagi pula di kota itu sudah
mulai bermunculan hotel, tempat hiburan dan tempat minum minuman keras,
sehingga banyak warga yang mengunjungi tempat-tempat itu ketimbang harus pergi
ke gereja.
Hal ini menimbulkan kesedihan di hati gembala gereja
tersebut. Suatu ketika ia memiliki gagasan untuk menarik kembali warga agar
setia beribadah. Maka diumumkanlah berita bahwa pada hari minggu akan diadakan
upacara pemakaman di gereja. Pendeta gereja itu mengundang semua warga untuk
bisa menghadiri acara pemakaman tersebut.
Tepat hari minggu, di dalam gereja, pendeta
meletakkan sebuah peti mati yang terbuka dan ia mempersilahkan semua warga
untuk maju ke peti itu untuk memberikan penghormatan terakhir kepada yang telah
meninggal.
Saat warga berjalan satu persatu menuju peti itu,
betapa kagetnya mereka setelah melihat ke dalam, ternyata tidak ada mayat di di
sana, hanya sebuah cermin yang besar. Sehingga setiap warga dapat melihat wajahnya
sendiri di dalam peti itu.
Warga kota itu menjadi sadar bahwa selama ini mereka
telah mati secara rohani dan mengabaikan Tuhan. Sejak peristiwa itu, warga kota
kembali aktif beribadah di gereja itu dan bersepakat untuk menutup
tempat-tempat hiburan yang menjauhkan mereka dari Tuhan.
Kata kunci : melihat di cermin
Ulasan singkat : Firman Tuhan adalah cermin yang
memberitahukan kepada kita, apakah kita dalam keadaan setia dan teguh di dalam
Tuhan, ataukah kita mengalami kemunduran dan mengalami kematian secara rohani.
Untuk itu kita perlu makin bertekun dalam Firman dan persekutuan dengan Tuhan
agar hidup kita dipimpin Tuhan untuk berjalan dalam rancangan terbaik yang
Tuhan telah tetapkan bagi kita.
Tanpa
Firman Tuhan yang menuntun kita maka kita akan tersesat dan tidak mengetahui
kehendak Allah yang sempuna, seperti diingatkan DALAM AMSAL 10:17.
“Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan
teguran, tersesat. “
Tidak
ada masa depan yang gemilang bagi mereka yang telah kehilangan pengharapan dan
imannya.
Samuel Rutherford
Tidak ada komentar:
Posting Komentar