Sebuah kisah tentang sepasang suami istri yang
sedang berjalan di sepanjang pantai.
Di
tengan perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan
sangat keras Istri merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis
diatas Pasir : HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah
tempat yang indah dimana mereka memutuskan untuk berenang. Si istri, mencoba
berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya. Ketika dia
mulai siuman dan rasa takutnya hilang, dia menulis di sebuah Batu : HARI INI
SUAMIKU YANG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Suami bertanya : "kenapa setelah saya melukai
hatimu, kamu menulisnya diatas pasir dan sekarang kamu menulis diatas batu
?".
Istrinya
sambil tersenyum menjawab : "Ketika hal buruk terjadi, kita harus
menulisnya diatas pasir, supaya ketika angin datang, berhembus menghapus
tulisan itu ... Dan bila sesuatu yang luar biasa diperbuat suamiku, aku harus
memahatnya di atas batu hatiku, agar tidak bisa hilang tertiup angin.
Didalam
setiap kejadian, belajar memaafkan dan melupakan hal-hal yang Menyakitkan, dan
selalu bersyukur dan mengingat semua Kebaikan yang kita peroleh.
Kata kunci : mengingat
Ulasan
singkat : Kita seringkali lebih tertarik pada setitik noda hitam pada tembok
ketimbang keseluruhan tembok yang ter cat putih. Namun dalam setiap hubungan
yang kita bangun, kita harus belajar untuk melupakan semua hal yang
mengecewakan dari kekurangan pasangan kita dan memperhatikan hal-hal baik yang
makin merekatkan hubungan.
Sebagaimana
Tuhan yang melupakan dosa-dosa kita dan hanya mengingat hidup kita yang telah
dibenarkan, seperti tertulis dalam
IBRANI 8:12
“Sebab Aku akan menaruh belas kasihan
terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
Dan bahwa
setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya
kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada
kata akhir untuk kehidupan
Annemarie S.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar