Senin, 19 Mei 2014

HEMBUSAN ANGIN DI TENGAH KEHENINGAN


Beberapa orang tengah bekerja di sebuah lubang penambangan batu bara yang sudah cukup tua. Mereka berada jauh di kedalaman bawah tanah, ketika tiba-tiba terdengar suara gemuruh di sisi lain lubang. Rupanya pilar-pilar penyangga tidak mampu menahan tanah dan bebatuan di atasnya sehingga terjadi longsong yang menutup pintu gua dan beberapa bagian di lorong tambang itu

Saat semua saluran arus listrik dalam tambang itu putus. Lampu-lampu semuanya padam. Gelap gulita meliputi dasar tambang itu, dan dalam sekejap terjadilah hirup pikuk di sana. Setiap orang berusaha menyelamatkan diri sendiri. Namun mereka sungguh kehilangan arah. Setiap gerakan mereka pasti berakhir dengan benturan dan tabrakan, entah menabrak sesama pekerja atau menabrak dinding tambang. Situasi bertambah buruk disebabkan oleh udara yang semakin panas karena ketiadaan AC.

Setelah capai bergulat dengan kegelapan, mereka semua duduk lesu tanpa harapan. Satu dari para pekerja itu mengusulkan saran : 'Sebaiknya kita duduk tenang dari pada secara hiruk-pikik mencari jalan keluar. Duduklah secara tenang dan berusahalah untuk merasakan hembusan angin. Karena angin hanya bisa berhembus masuk melalui pintu tambang ini.'

Mereka lalu duduk dalam hening. Saat pertama mereka tak dapat merasakan hembusan angin. Namun perlahan-lahan mereka menjadi semakin peka akan hembusan angin sepoi yang masuk melalui pintu tambang. Dengan mengikuti arah datangnya angin itu, mereka akhirnya mereka dapat mencapai pintu gua dan keluar dari lubang pertambangan dengan selamat.

Kata kunci : duduk dalam keheningan

Ulasan singkat : suasana hati yang kalut dan ketakutan yang mencekam membuat seseorang makin sukar melihat jalan keluar dari permasalahan hidup. Namun dalam keteduhan hati, mata menjadi lebih peka melihat tanganTuhan menunjukkan arah menuju pintu keluar. Pertolongan Tuhan semacam ini dituliskan dalam MAZMUR  107:24  “mereka melihat pekerjaan-pekerjaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di tempat yang dalam.”

Manusia tidak dirancang untuk gagal, tapi manusia-lah yang gagal untuk merancang
William J. Siegel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar