Seorang anak laki-laki tunanetra duduk di tangga
sebuah bangunan dengan sebuah topi terletak di dekat kakinya. Ia mengangkat
sebuah papan yang bertuliskan: ‘Saya buta, tolong saya.’ Hanya ada beberapa
keping uang di dalam topi itu.
Seorang pria berjalan melewati tempat anak ini. Ia
mengambil beberapa keping uang dari sakunya dan menjatuhkannya ke dalam topi
itu.. Lalu ia mengambil papan, membaliknya dan menulis beberapa kata. Pria ini
menaruh papan itu kembali sehingga orang yang lalu lalang dapat melihat apa
yang ia baru tulis. Segera sesudahnya, topi itu pun terisi penuh.
Semakin banyak orang memberi uang ke anak tuna netra
ini. Sore itu pria yang telah mengubah kata-kata di papan tersebut datang untuk
melihat perkembangan yang terjadi. Anak ini mengenali langkah kakinya dan
bertanya, ‘Apakah bapak yang telah mengubah tulisan di papanku tadi pagi? Apa
yang bapak tulis?’
Pria itu berkata, ‘Saya hanya menuliskan sebuah
kebenaran. Saya menyampaikan apa yang kamu telah tulis dengan cara yang
berbeda. Saya menulis : ‘Hari ini adalah hari yang indah dan saya tidak bisa
melihatnya.’ Bukankah tulisan yang pertama dengan yang kedua sebenarnya sama
saja?
Tentu arti kedua tulisan itu sama, yaitu bahwa anak
itu buta. Tetapi, tulisan yang pertama hanya mengatakan bahwa anak itu buta.
Sedangkan, tulisan yang kedua mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka
sangatlah beruntung bahwa mereka dapat melihat. Apakah kita perlu terkejut
melihat tulisan yang kedua lebih efektif ?
Kata kunci : melihat berbeda
Ulasan
singkat : Kadang untuk meyakinkan orang lain kita perlu mendengar pendapat
orang lain untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Permasalahan yang
sama akan terlihat memiliki urgensi yang berbeda dan menjadi lebih banyak mendapat
perhatian, untuk itu mendengarkan saran dari orang yang lebih berpengalaman
adalah baik untuk dipertimbangkan, hal ini sesuai dengan AMSAL 17:24
“Pandangan orang berpengertian tertuju pada hikmat, tetapi mata orang bebal
melayang sampai ke ujung bumi”.
Orang-orang
menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa
melakukan sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka
memiliki rahasia kesuksesan yang pertama
Norman Vincent Peale
Tidak ada komentar:
Posting Komentar