Minggu, 18 Mei 2014

PIANO


Seorang ayah yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun. Ia memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.

Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh. Sang ayah duduk dan putranya tepat berada disampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak itupun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada disampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis terdebut.

Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle – twinkle little star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba – aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut melihat yang berada panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut dan bergegas naik ke panggung. Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata “Teruslah bermain” dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.

Sang pianis lalu duduk di samping anak itu dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.

Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah. Anak itu berdiri member hormat kepada para penonton  yang member aplaus luar biasa .Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Kata kunci : menjadikan sempurna

Ulasan singkat : kita tidak merancang masa depan kita sendiri. Ada Tuhan yang selalu menyertai, membimbing, dan mengarahkan hidup kita kepada rancangan termulia yang disediakan Tuhan bagi kita. Karena itu lakukan yang terbaik, percayalah bahwa Tuhan akan menjadikan kita makin sempurna sesuai dengan gambar diriNya, seperti janji FirmanNya dalam IBRANI  12:2a “ Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, ..”


Semakin banyak yang  anda berikan, semakin banyak pula yang akan anda dapatkan. Semakin banyak anda membantu orang lain, semakin besar keinginan mereka untuk membantu anda

Brian Tracy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar