Jumat, 16 Mei 2014

KESUKSESAN DI BALIK RINTANGAN


Seorang anak muda berbicara dengan gurunya. Ia bertanya, “Guru, bisakah engkau tunjukkan dimana jalan menuju sukses ?”

Tanpa mengucapkan sepatah kata, sang guru menunjuk ke arah sebuah jalan.
Anak muda itu segera berlari menyusuri jalan yang ditunjukkan sang guru. Ia tak mau membuang-buang waktu lagi untuk meraih kesuksesan.

Setelah beberapa saat melangkah tiba-tiba ia berseru, “Ha! Ini jalan buntu!”

Benar, di hadapannya berdiri sebuah tembok besar yang menutupi jalan. Ia terpaku kebingungan, “Barangkali aku salah mengerti maksud sang guru.”

Kembali, Anak muda itu berbalik menemui sang guru untuk bertanya sekali lagi, “Guru, yang manakah jalan menuju sukses.”

Sang guru tetap menunjuk ke arah yang sama. Anak muda itu kembali berjalan ke arah itu lagi. Namun yang ditemuinya tetap saja sebuah tembok yang menutupi. Ia berpikir, ini pasti hanya gurauan. Dan anak muda itupun merasa dipermainkan.

Emosi dan dengan penuh amarah ia menemui sang guru, “Guru, aku sudah menuruti petunjukmu. Tetapi yang aku temui adalah sebuah jalan buntu. Aku tanyakan sekali lagi padamu, yang manakah jalan menuju sukses? Kau jangan hanya menunjukkan jari saja, bicaralah!”

Sang guru akhirnya berbicara, “Di situlah jalan menuju sukses. Hanya beberapa langkah saja di balik tembok itu.”

Siapa bilang tembok adalah tujuan akhir?

Kata kunci : dibalik jalan buntu

Ulasan singkat : untuk setiap kesuksesan yang akan di raih, akan selalu ada rintangan yang harus dihadapi. Makin besar cita-cita yang akan dicapai, maka semakin besar pula tantangan yang akan menghadang. Namun kuncinya adalah : jangan menyerah.
Hadapi semuanya dengan tekun dan sabar serta memelihara agar api iman itu tetap menyala, niscaya kita akan memperoleh apa yang kita harapkan. Seperti janji Tuhan dalam MARKUS  11:24 “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. “

Resep sukses adalah belajar disaat orang lain tidur, bekerja di saat orang lain bermalas-malasan, mempersiapkan disaat orang lain bermain, dan bermimpi si saat orang lain berkinginan.

William A Ward

Tidak ada komentar:

Posting Komentar