Minggu, 18 Mei 2014

SIAPA YANG TAK MATI


Suatu ketika ada seorang janda yang sangat berduka karena anak satu-satunya mati. Sembari membawa jenasah anaknya, wanita ini menghadap Sang Guru untuk meminta mantra atau ramuan sakti yang bisa menghidupkan kembali anaknya.

Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini tengah tenggelam dalam kesedihan yang sangat mendalam, bahkan sesekali ia meratap histeris. Alih-alih memberinya kata-kata penghiburan atau penjelasan yang dirasa masuk akal, Sang Guru berujar:

“Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan sebutir biji lada”.
“Itu saja syaratnya? “ tanya wanita itu dengan keheranan.

“Oh, ya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang anggota keluarganya belum pernah ada yang mati”

Wanita itu langsung beranjak dari tempat itu,
Dia mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya: “Tolonglah saya. Saya sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah Anda memberikannya? “
“Oh, boleh saja, jawab tuan rumah.

“Anda baik sekali Tuan, tapi maaf, apakah anggota rumah ini belum pernah ada yang mati?”
“Oh, ada, paman kami meninggal tahun lalu.” Wanita itu segera berpamitan karena dia tahu bahwa ini bukan rumah yang tepat untuk meminta biji lada yang dibutuhkannya.

Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya, semua penghuni rumah dengan senang hati bersedia memberikan biji lada untuknya, tetapi ternyata tak satu pun rumah yang terhindar dari peristiwa kematian sanak saudaranya. Ayah kami barusan wafat,Kakek kami sudah meninggal,Ipar kami tewas dalam kecelakaan minggu lalu, dan sebagainya.

Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak satu tempat pun yang memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia malah terlibat dalam mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam penderitaan ini; tak seorang pun yang terlepas dari penderitaan dan tak seorangpun bisa menghindar dari kematian.

Kata kunci : tak terhindarkan

Ulasan singkat : hidup kita dalam dunia tak akan lepas dari penderitaan, kesusahan, bahkan kematian. Setiap orang memiliki kesusahannya sendiri. Sikap kita adalah : jangan merenungi hidup ini dalam kesedihan, tapi lihatlah pada hal-hal baik yang ada pada kita dan hadapilah kenyataan dengan ketegaran, keberanian, dan keyakinan pada penyertaan Tuhan, sebagaimana janji pertolongan Tuhan dalam NAHUM  1:7  “TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya “

Keberhasilan dan kebahagiaan ada di dalam dirimu. Keadaan jasmanimu adalah kebetulan dalam kehidupanmu, kenyataan besar yang kekal adalah kasih dan pelayanan

Helen Keller

Tidak ada komentar:

Posting Komentar