Suatu ketika ada seorang janda yang sangat berduka
karena anak satu-satunya mati. Sembari membawa jenasah anaknya, wanita ini
menghadap Sang Guru untuk meminta mantra atau ramuan sakti yang bisa
menghidupkan kembali anaknya.
Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini
tengah tenggelam dalam kesedihan yang sangat mendalam, bahkan sesekali ia
meratap histeris. Alih-alih memberinya kata-kata penghiburan atau penjelasan
yang dirasa masuk akal, Sang Guru berujar:
“Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan
sebutir biji lada”.
“Itu saja syaratnya? “ tanya wanita itu dengan
keheranan.
“Oh, ya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang
anggota keluarganya belum pernah ada yang mati”
Wanita itu langsung beranjak dari tempat itu,
Dia
mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya: “Tolonglah saya. Saya
sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah Anda memberikannya? “
“Oh, boleh saja, jawab tuan rumah.
“Anda baik sekali Tuan, tapi maaf, apakah anggota
rumah ini belum pernah ada yang mati?”
“Oh, ada, paman kami meninggal tahun lalu.” Wanita
itu segera berpamitan karena dia tahu bahwa ini bukan rumah yang tepat untuk
meminta biji lada yang dibutuhkannya.
Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya, semua penghuni
rumah dengan senang hati bersedia memberikan biji lada untuknya, tetapi
ternyata tak satu pun rumah yang terhindar dari peristiwa kematian sanak
saudaranya. Ayah kami barusan wafat,Kakek kami sudah meninggal,Ipar kami tewas
dalam kecelakaan minggu lalu, dan sebagainya.
Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak
satu tempat pun yang memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia
malah terlibat dalam mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia
menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam penderitaan ini; tak seorang pun yang
terlepas dari penderitaan dan tak seorangpun bisa menghindar dari kematian.
Kata kunci : tak terhindarkan
Ulasan
singkat : hidup kita dalam dunia tak akan lepas dari penderitaan, kesusahan,
bahkan kematian. Setiap orang memiliki kesusahannya sendiri. Sikap kita adalah
: jangan merenungi hidup ini dalam kesedihan, tapi lihatlah pada hal-hal baik
yang ada pada kita dan hadapilah kenyataan dengan ketegaran, keberanian, dan
keyakinan pada penyertaan Tuhan, sebagaimana janji pertolongan Tuhan dalam NAHUM
1:7 “TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia
mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya “
Keberhasilan
dan kebahagiaan ada di dalam dirimu. Keadaan jasmanimu adalah kebetulan dalam
kehidupanmu, kenyataan besar yang kekal adalah kasih dan pelayanan
Helen Keller
Tidak ada komentar:
Posting Komentar